Katekese Lima Menit
Sepuluh Perintah Allah Edisi 11
Mengingini Miliki Sesama Secara Tidak Adil
Katekese ini merupakan katekese terakhir dalam edisi sepuluh perintah Allah, karena dalam katekese ini kita akan membahas tentang bunyi sepuluh perintah Allah yang terakhir yakni “Jangan mengingini milik sesamamu secara tidak adil”. isi perintah ini dapat kita lihat secara lengkap dalam Kitab Kejadian 20 ayat 17, yang bunyinya demikian “Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini isterinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apapun yang dipunyai sesamamu."
Jika kita perhatikan, ternyata perintah ke 10 ini merupakan satu rangkaian yang melengkapi perintah ke 9 yakni tentang dosa yang berkaitan dengan nafsu daging. Dalam perintah ini, kata pertama yang ditekankan bukanlah tentang mengambil atau mencuri melainkan “mengingini” atau dikenal juga dengan istilah “iri hati” yang berarti hal ini berkaitan dengan keinginan, perasaan atau pikiran, bukan tentang suatu perbuatan. Mengapa hal ini dilarang oleh Tuhan, padahal ini bukan suatu perbuatan yang merugikan orang lain? Hal itu karena seluruh perbuatan dosa yang berkaitan dengan nafsu daging dapat terjadi pertama-tama karena adanya niat dalam pikiran atau hati kita.
Mengingini miliki sesama sebenarnya tetap diperbolehkan, tetapi untuk mendapatkannya kita harus mengutamakan keadilan. Seperti yang juga disebutkan dalam perintah itu “jangan mengingini milik sesama secara tidak adil”. Jadi sebenarnya boleh saja jika kita memiliki perasaan ingin mendapatkan sesuatu seperti yang dimiliki orang lain, tetapi untuk mendapatkannya kita harus mengutamakan keadilan. Bagaimana bentuk keadilan itu? Contohnya, jika kita menginginkan harta benda seperti yang dimiliki oleh orang lain, maka kita harus berusaha dengan bekerja keras agar bisa memperoleh apa yang kita inginkan itu, bukan dengan mencuri atau bahkan melakukan penipuan. Sehingga keinginan yang muncul tadi menjadi sebuah motivasi bagi diri kita untuk melakukan sebuah tindakan yang positif.
Sumber :
Alkitab Deuterokanonika
Katekismus Gereja Katolik
Mediaindonesia.com
Scborromeo.org
Add New Comment